Sejarah Perkembangan Sistem
Komunikasi Satelit Tahun 1945 Arthur C. Clark mencetuskan gagasan tentang
sistem komunikasi satelit, dengan menyatakan bahwa sebuah stasiun pengulang
yang berada pada sebuah satelit yang mengorbit dibidang equator dengan waktu
perioda 24 jam, akan dapat berfungsi untuk merelai sinyal-sinyal dari dan ke
sebagian besar tempat dibumi, karena posisi satelit akan selalu tetap terhadap
titik dipermukaan bumi. Selanjutnya dengan tiga buah satelit dengan orbit
seperti tadi tetapi terpisah 120°, maka komunikasi antara dua tempat dari hampir
seluruh dunia dapat dilakukan; dalam hal ini mungkin diperlukan perelaian antar
satelit. Hanya bagian kecil dari bumi, satu di daerah Kutub Utara dan satu lagi
di daerah Kutub Selatan yang tidak dicakup oleh sistem demikian. Jadi ini
adalah gagasan pertama untuk system komunikasi satelit global.
Satelit buatan manusia pertama adalah Sputnik 1, diluncurkan oleh Soviet pada tanggal
4 Oktober 1957, dan memulai Program Sputnik Rusia, dengan Sergei Korolev sebagai kepala disain dan Kerim Kerimov sebagai asistentnya. Peluncuran ini memicu lomba ruang
angkasa (space race) antara Soviet dan Amerika.
Sputnik 1 membantu mengidentifikasi kepadatan lapisan atas
atmosfer dengan jalan mengukur perubahan orbitnya dan memberikan data dari
distribusi signal radio pada lapisan ionosphere. Karena badan satelit ini diisi
dengan nitrogen bertekanan tinggi, Sputnik 1 juga
memberi kesempatan pertama dalam pendeteksian meteorit, karena hilangnya
tekanan dalam disebabkan oleh penetrasi meteroid bisa dilihat melalui data suhu
yang dikirimkannya ke bumi.
Pada bulan Mei, 1946, Project Rand mengeluarkan desain
preliminari untuk experimen wahana angkasa untuk mengedari dunia, yang
menyatakan bahwa, "sebuah kendaraan satelit yang berisi instrumentasi yang
tepat bisa diharapkan menjadi alat ilmu yang canggih untuk abad ke
duapuluh". Amerika sudah memikirkan untuk meluncurkan satelit pengorbit
sejak 1946 dibawah Kantor Aeronotis angkatan Laut Amerika (Bureau of
Aeronautics of the United States Navy). Project RAND milik Angkatan Udara
Amerika akhirnya mengeluarkan laporan diatas, tetapi tidak mengutarakan bahwa
satelit memiliki potensi sebagai senjata militer; tetapi, mereka menganggapnya
sebagai alat ilmu, politik, dan propaganda. Pada tahun 1954, Sekertari
Pertahanan Amerika menyatakan, "Saya tidak mengetahui adanya satupun
program satelit Amerika."
Pada tanggal 29 Juli 1955, Gedung Putih mencanangkan bahwa
Amerika Serikat akan mau meluncurkan satelit pada musim semi 1958. Hal ini
kemudian diketahui sebagai Project Vanguard. Pada tanggal 31 July, Soviets mengumumkan bahwa mereka akan
meluncurkan satelit pada musim gugur 1957.
Mengikuti tekanan dari American Rocket Society (Masyarakat
Roket America), the National Science Foundation (Yayasan Sains national), and
the International Geophysical Year, interest angkatan bersenjata meningkat dan
pada awal 1955 Angkatan Udara Amerika dan Angkatan Laut mengerjai Project
Orbiter, yang menggunakan wahana Jupiter C untuk meluncurkan satelit. Proyek ini berlangsung sukses,
dan Explorer 1 menjadi satelit
Amerika pertama pada tanggal 31 januari 1958.
Pada bulan Juni 1961, tiga setengah tahun setelah
meluncurnya Sputnik 1, Angkatan Udara Amerika menggunakan berbagai fasilitas
dari Jaringan Mata Angkasa Amerika (the United States Space Surveillance
Network) untuk mengkatalogkan sejumlah 115 satelit yang mengorbit bumi.
Satelit buatan manusia terbesar pada saat ini yang mengorbit
bumi adalah Station Angkasa Interasional (International Space Station).




0 komentar:
Posting Komentar